Selasa 23 Juli 2024.
Bertempat di Mushola Kalijaga Pengadilan Agama Demak dilaksanakan Pengajian Rutin dengan pembicara K.H. ABDUL WAHIB, S.H., M.H. Dalam kajian kali ini beliau mengangkat tema “KEBAIKAN MAKNA 'AFIYAH”. Beliau menyampaikan :
Dalam Berdoa, kita sering meminta 'âfiyah (الْعَافِيَةَ) di dunia dan akhirat, namun apakah kita tahu apa makna dari kata-kata tersebut?
الْعَافِيَةَ (al-‘âfiyah)
Kata ini cukup familier di tengah masyarakat. Di samping bersanding dengan kata ‘afwa ('afwa wal ‘âfiyah), kata itu juga biasa menjadi sambungan dari kata shihhah (shihhah wal ‘âfiyah). Dalam bahasa Indonesia, shihhah wal ‘âfiyah diserap menjadi sehat walafiat, yang berarti sehat dan kuat; benar-benar sehat.
Lebih jauh, Al-Imaam Al-'Allaamah Asy-Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani at-Tanari asy-Syafi'i dalam karya-nya di kitab Nashâihul ‘Ibâd menjelaskan macam-macam ‘âfiyah yang terbagi dalam dua kelompok besar: ‘âfiyah di dunia dan ‘âfiyah di akhirat.
قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم اَلْعَافِيَةُ عَلَى عَشْرَةِ اَوْجُهٍ خَمْسَةٌ فِى الدُّنْيَا وَخَمْسَةٌ فِى الْاَخِرَةِ فَاَمَّا الَّتِى فِى الدُّنْيَا اَلْعِلْمُ وَالْعِبَادَةُ وَالرِّزْقُ مِنَ الْحَلَالِ وَالصَّبْرُ عَلَى الشِّدَّةِ وَالشُّكْرُ عَلَى النِّعْمَةِ وَاَمَّا الَّتِىْ فِي الْاَخِرَةِ فَاِنَّهُ يَأْتِيْهِ مَلَكُ الْمَوْتِ بِالرَّحْمَةِ وَاللُّطْفِ لَايُرَوِّعُهُ مُنْكَرٌ وَنَكِيْرٌ فِى الْقَبْرِ يَكُوْنُ اَمِنًا فِى الْفَزَعِ الْاَكْبَرِ تُمْحَى سَيِّئَاتُهُ وَتُقْبَلُ حَسَنَاتُهُ يَمُرُّ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ اللَّامِعِ لِيَدْخُل الْجَنَّةَ فِي السَّلَامَةِ
“Rasulullah ﷺ bersabda:
al-‘Afiyah mengandung 10 kebaikan. Lima kebaikan di dunia dan lima yang lain di akhirat.
Lima kebaikan di dunia adalah
(1) ilmu
(2) ibadah
(3) rezeki halal
(4) sabar atas penderitaan, dan
(5) syukur.
Sedangkan lima kebaikan di akhirat adalah
(1) kedatangan malaikat maut dengan kasih sayang dan kelembutan
(2) tidak dikagetkan dengan malaikat munkar dan nakir di alam kubur
(3) aman dari segala ketakutan
(4) dihilangkan kejelekan dan diterima kebaikannya, dan
(5) melewati shirat (jembatan) sebagaimana kilat untuk masuk surga dengan selamat.
(Penulis : Ahmad)